Kehancuran Umat Nabi Shalih



KEHANCURAN UMAT NABI SHALIH

Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Kaum Tsamud ialah satu suku populer yang tinggal di tempat al Hajar yang berada antara al Hijaz dengan Tabuk. Mereka ialah kaum setelah kaum ‘Ad dan menyembah berhala.

Tempat tinggal mereka populer sebagai tempat agraris. Mereka bercocok tanam dan beternak. Mereka betul-betul dipenuhi dengan kenikmatan, sehingga mereka menciptakan istana-istana yang megah di dataran, dan tempat perbukitan mereka bentuk rumah-rumah yang dipahat dengan indahnya. Namun mereka mengkufuri nikmat tersebut dan menyembah selain Allah. Kemudian Allah mengutus Nabi Shalih yang telah populer nasabnya, kedudukannya yang tinggi, kemulian akhlaknya, kejujuran dan amanahnya untuk menyeru kepada tauhid dan meninggalkan sesembahan selain Allah.

Mendengar seruan Nabi Shalih ini, mereka melaksanakan penolakan terhadap permintaan beliau. Allah menceritakan dalam firman-Nya :

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah tiba bukti yang konkret kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kau mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kau akan ditimpa siksaan yang pedih”.

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

“Dan ingatlah olehmu di waktu Allah menyebabkan kau pengganti-pengganti (yang berkuasa) sehabis kaum ‘Ad dan memperlihatkan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kau pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kau merajalela di muka bumi menciptakan kerusakan”.

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ ۚ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ

Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: “Tahukah kau bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Rabbnya?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyampaikannya,”

قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ

Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami ialah orang yang tidak percaya kepada apa yang kau imani itu,”

فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku arogan terhadap perintah Rabb. Dan mereka berkata: “Hai Shalih, datangkanlah apa yang kau ancamkan itu kepada kami, bila (betul) kau termasuk orang-orang yang diutus (Allah)”. [QS. Al A’raf/7:73-77]

Kemudian Nabi Shalih menjawab:

فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ

“Bersukarialah kau sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu ialah kesepakatan yang tidak sanggup didustakan”. – [QS. Hud/11 : 65].

Mendengar seruan itu, mereka pun berkeinginan membunuh Nabi Shalih sebagaimana membunuh onta tersebut. Allah menceritakan dalam firman-Nya :

قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

“Mereka berkata: “Bersumpahlah kau dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, lalu kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita ialah orang-orang yang benar”. [QS. An-Naml/27:49]

Maka Allah menjawab dengan firman-Nya :

وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٥٠﴾ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٥١﴾ فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya tanggapan makar mereka itu, sebenarnya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezhaliman mereka. Sesungguhnya pada demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui “. [QS. An-Naml/27:50-52]

Allah mengirimkan kerikil besar kepada orang-orang yang bermaksud membunuh Nabi Shalih, dan menimpa mereka, sehingga mereka semua binasa sebelum kebinasaan kaumnya. Sedangkan kaum Tsamud, mereka menunggu tiga hari setelah peringatan Nabi Shalih, dimulai hari Kamis. Pada pagi hari Ahadnya, mereka berkemas-kemas dan duduk menunggu apa yang akan terjadi atas diri mereka pada hari itu.

Ketika matahari terbit, datanglah bunyi keras mengguntur (halilintar) dari langit di atas mereka, dan digoyang gempa dari bawah sehingga mayat-mayat bergelimpangan di tempat-tempat mereka. Allah berfirman :

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُصْبِحِينَ

“Maka mereka dibinasakan oleh bunyi keras yang mengguntur di waktu pagi” [QS. Al Hijr/15 : 83]

Dan firman-Nya :

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat tinggal mereka” [QS. Al A’raf/ 7:78].


Sumber: https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html
Tag : TAUSYIYAH
0 Komentar untuk "Kehancuran Umat Nabi Shalih"

Back To Top