Kehancuran Umat Nabi Hud



KEHANCURAN UMAT NABI HUD

Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Hud Alaihissalam kepada kaum ‘Ad yang menghuni kawasan al Ahqaf di sekitar Hadhramaut, Yaman. Suatu kaum yang dikaruniani kelebihan dalam hal kekuatan, perawakan dan kekuasaan, namun mereka berbuat syirik dan melaksanakan kediktatoran, kezhaliman dan menjajah hamba-hamba Allah.

Kaum ‘Ad berkata:

مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً

“Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami”. [QS. Fushshilat/41:15]

Allah mengisahkan perdebatan antara Nabi Hud Alaihissalam dengan kaumnya dalam firman-Nya dalam surat al A’raf/7 ayat 65-71 :

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Maka mengapa kau tidak bertakwa kepada-Nya?”

قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar memandang kau dalam keadaan kurang akal, dan gotong royong kami menganggap kau termasuk orang-orang yang berdusta”.

قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي سَفَاهَةٌ وَلَٰكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Hud berkata: “Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan nalar sedikitpun, tetapi saya ini yakni utusan dari Rabb semesta alam.

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ

Aku memberikan amanat-amanat Rabbku kepadamu dan saya hanyalah pemberi pesan tersirat yang terpercaya bagimu”.

أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apakah kau (tidak percaya) dan heran bahwa tiba kepadamu peringatan dari Rabbmu yang dibawa oleh seorang pria di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu. Dan ingatlah oleh kau sekalian di waktu Allah menyebabkan kau sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sehabis lenyapnya kaum Nuh, dan Rabb telah melebihkan kekuatan badan dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kau menerima keberuntungan.

قَالُوا أَجِئْتَنَا لِنَعْبُدَ اللَّهَ وَحْدَهُ وَنَذَرَ مَا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا ۖ فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

Mereka berkata: “Apakah kau tiba kepada kami, semoga kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami, maka datanglah adzab yang kau ancamkan kepada kami bila kau termasuk orang-orang yang benar”.

قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ ۖ أَتُجَادِلُونَنِي فِي أَسْمَاءٍ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا نَزَّلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ

Ia (Hud) berkata: “Sungguh sudah niscaya kau akan ditimpa adzab dan kemarahan dari Rabbmu. Apakah kau sekalian hendak berbantah dengan saya perihal nama-nama (berhala) yang kau dan nenekmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu. Maka tunggulah (adzab itu), gotong royong saya juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu”.

Bahkan mereka menantang didatangkan adzab Allah sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah :

قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ آلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

“Mereka menjawab: “Apakah kau tiba kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) ilah-ilah kami? Maka datangkanlah kepada kami adzab yang telah kau ancamkan kepada kami bila kau termasuk orang-orang yang benar”. [QS. Al Ahqaf/46:22].

Setelah itu Allah mendatangkan adzab yang membentang di ufuk pada waktu mereka sangat membutuhkan hujan. Datanglah awan yang mereka anggap sebagai tanda datangnya nikmat hujan yang mereka nantikan, namun ternyata yakni adzab Allah kepada mereka. Allah berfirman :

فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَٰذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا ۚ بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ ۖ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ﴿٢٤﴾تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَىٰ إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

“Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”.(Bukan)! Bahkan itulah adzab yang kau minta supaya tiba dengan segera, (yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi jawaban kepada kaum yang berdosa.” [QS. Al Ahqaf/46:24-25].

Dalam ayat lain, yaitu dalam surat al Haqqah ayat 6 – 8, Allah menjelaskan keadaan mereka :

وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ ﴿٦﴾ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ ﴿٧﴾ فَهَلْ تَرَىٰ لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ

“Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat masbodoh lagi amat kencang. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kau lihat kau ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seolah-olah mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kau tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.

Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di mengatakan, setelah mereka menguasai dunia dan mencapai kemulian, semua kebutuhan hidup terpenuhi, kawasan dan kabilah di sekelilingnya tunduk kepada mereka, tiba-tiba Allah mengirim angin yang sangat masbodoh dan kencang ketika hari-hari tragedi tersebut semoga mereka mencicipi kehinaan di dunia, dan adzab alam abadi lebih menghinakan lagi. [1]

Kaum Nabi Hud Alaihissalam dihancurkan Allah dengan angin yang sangat kencang dan masbodoh selama tujuh malam delapan hari, disebabkan kekufuran dan kemaksiatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.


Sumber: https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html
Tag : TAUSYIYAH
0 Komentar untuk "Kehancuran Umat Nabi Hud"

Back To Top