ADZAN
Yan Karta Sakamira
14 Februari 2018
ADZAN MERUPAKAN TANDA WAKTU SHALAT TELAH TIBA
Rasulullah bersabda,
فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
“Jika waktu shalat telah tiba, salah seorang di antara kalian hendaknya mengumandangkan adzan untuk kalian dan yang paling renta di antara kalian menjadi imam. ” (HR. Bukhari no. 631 dan Muslim no. 674).
ADZAN SERUAN UNTUK SHALAT
Dari Ibnu Umar berkata:
كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلاةَ لَيْسَ يُنَادَى لَهَا فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِي ذَلِكَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ بُوقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً يُنَادِي بِالصَّلاَةِ فَقَالَ رَسُولُ الهَِn يَا بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ
“Kaum muslimin, dahulu saat tiba ke Madinah berkumpul, kemudian memperkirakan waktu shalat, tanpa ada yang menyerunya. (Hingga) pada suatu hari, mereka berbincang-bincang ihwal hal itu. Sebagian mereka berkata “gunakan saja lonceng menyerupai lonceng Nashara”. Dan sebagian menyatakan “gunakan saja terompet menyerupai terompet Yahudi”. Maka Umar berkata: “Tidakkah kalian mengangkat seseorang untuk menyeru shalat?” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Wahai, Bilal. Bangun dan serulah untuk shalat.” (HR: Bukhari – Muslim)
DISUNNAHKAN ADZAN DENGAN BERDIRI.
Dari Abu Qatadah, Rasulullah bersabda:
إِنَّ الهَ قَبَضَ أَرْوَاحَكُمْ حِينَ شَاءَ وَرَدَّهَا عَلَيْكُمْ حِينَ شَاءَ يَا بِلاَلُ قُمْ فَأَذِّنْ بِالنَّاسِ بِالصَّلاَةِ
Sesungguhnya Allah mencabut ruh-ruh kalian kapan (Dia) suka, dan mengembalikannya kapan (Dia) suka. Wahai, Bilal! Bangun dan beradzanlah untuk shalat. [HR Al Bukhari].
DISUNNAHKAN BERADZAN DI TEMPAT YANG TINGGI
Dari seorang perempuan dari Bani Najjar yang menyatakan:
كَانَ بَيْتِي مِنْ أَطْوَلِ بَيْتٍ حَوْلَ الْمَسْجِدِ وَكَانَ بِلاَلٌ يُؤَذِّنُ عَلَيْهِ الْفَجْرَ
“Rumahku, dahulu termasuk rumah yang tertinggi di sekitar masjid (nabawi), dan Bilal, dulu beradzan fajar di atas rumah tersebut. [HR Abu Dawud].
MUADZIN DISUNNAHKAN MEMALINGKAN WAJAHNYA KE KANAN DAN KE KIRI PADA HAYYA ‘ALA ASH SHALAT DAN HAYYA ‘ALA AL FALAH
Dari Abu Juhaifah berkata:
أَنَّهُ رَأَى بِلَالاً يُؤَذِّنُ فَجَعَلْتُ أَتَتَبَّعُ فَاهُ هَهُنَا وَهَهُنَا بِاْلأَذَانِ
“Sesungguhnya Beliau melihat Bilal beradzan, kemudian saya melihat mulutnya disana dan disini mengucapkan adzan. [HR Al Bukhari].
Dan dalam riwayat Muslim dengan lafadz:
فَجَعَلْتُ أَتَتَبَّعُ فَاهُ هَا هُنَا وَهَا هُنَا يَقُولُ يَمِينًا وَشِمَالاً يَقُولُ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
“Lalu mulailah saya memperhatikan mulutnya diputar kesana dan kesini, yaitu ke kanan dan ke kiri mengucapkan hayya ‘ala ash shalat, hayya ‘ala al falah.” (HR. Muslim)
DISUNAHKAN MELETAKKAN KEDUA JEMARI DI TELINGA
Dari Abu Juhaifah berkata:
رَأَيْتُ بِلاَلاً يُؤَذِّنُُ وَيُتْبِعُ فَاهُ هَا هُنَا وَهَا هُنَا وَإِصْبَعَاهُ فِي أُذُنَيْهِ وَرَسُولُ الهَِ صَلَّى الهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قُبَّةٍ لَهُ حَمْرَاءَ أُرَاهُ
“Aku melihat Bilal beradzan dan memutar mulutnya ke sana dan ke sini serta kedua jarinya di telinganya. [HR Ahmad dan At Tirmidzi].
DISUNNAHKAN MENGERASKAN SUARA DALAM ADZAN
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَإِنَّهُ لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah mendengar bunyi muadzin bagi jin dan insan serta (segala) sesuatu, kecuali menawarkan kesaksian untuknya pada hari Kiamat. [HR Al Bukhari].
BIASAKAN MENJAWAB SERUAN ADZAN
Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata:
أَنَّ رَسُولَ الهِl صَلَّى الهُy عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kalian mendengar adzan, maka jawablah menyerupai yang disampaikan muadzin”. (Muttafaqun ‘alaihi).
BIASAKAN MEMBACA SHALAWAT DAN DOA SETELAH ADZAN
Dari Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash, ia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ عَبْدِ الهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى الهُd عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى الهُي عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا الهَو لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ الهِر وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Jika kalian mendengar muadzin, maka jawablah menyerupai apa yang ia katakan, kemudian bershalawatlah untukku, sebab barangsiapa yang bershalawat untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah kepada Allah untukku al wasilah, sebab ia ialah satu kedudukan di nirwana yang tidak sepatutnya, kecuali untuk seorang hamba Allah; dan saya berharap, (bahwa) akulah ia. Barangsiapa yang memohonkan untukku al wasilah, maka akan mendapat syafaatku. [HR Muslim].
Permohonan wasilah ini dicontohkan dalam hadits Jabir yang berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ الهِs صَلَّى الهُc عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang saat (selesai) mendengar adzan berkata:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
ALLAHUMA RABBA HADZIHIDDA’WATITTAMMAH, WASHSHALAATILQAAIMAH, ATI MUHAMMADAL WASIILATA WALFADLIILAH, WAB’ATSHU WAQAAMAA MAHMUDALLADZII WA’ADTAH
Maka mendapat syafaatku pada hari kiamat. [HR Al Bukhari].
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Tag :
TAUSYIYAH
0 Komentar untuk "Adzan"